Raden Antareja atau Anantareja, juga mempunyai sebutan lain yaitu Nagabaginda dan Rupatala. Ia adalah anak Bimasena buah perkawinannya dengan Dewi Nagagini putri cantik anak Sang Hyang Antaboga, dewa penguasa Kahyangan Sapta Pertala. Letak kahyangan ini di dasar bumi lapisan ketujuh. Oleh karenanya dinamakan Kahyangan Sapta Pertala yang artinya Sapta = tujuh dan Pertala = bumi atau tanah.
Antareja tinggal di kasatriyan Jangkarbumi. Ia adalah sosok pemuda tampan tetapi badannya memiliki sisik seperti ular. Hal tersebut dikarenakan Hyang Antaboga ayah dari Antareja merupakan Dewanya ular, yang mempunyai dua wujud, yaitu kadang berujud Dewa dan kadang berujud ular naga yang menakutkan. Untuk wujud yang kedua ini terutama jika Antaboga sedang marah.
Antareja terkenal sangat sakti. Ia memilki pusaka andalan yang berupa upas atau bisa mematikan. Musuh yang terkena semburan upas atau bisa pasti mati. Bahkan Antareja dapat mencelakai atau membunuh musuh dari jarak jauh, hanya dengan menjilat bekas jejak telapak kaki musuh.
Dengan kesaktian seperti itu, Antareja ditakuti lawan dan disegani kawan. Namun sayang, karena kesaktiannya Antareja terpaksa disingkirkan sebelum perang Baratayuda. Tragis memang kisah ini, Antareja sengaja disingkirkan bukan oleh musuhnya tetapi oleh Prabu Kresna yang menjadi botoh perang Baratayuda, yang seharusnya membotohi para Pandawa dan anak-anak Pandawa, termasuk Antareja.
Mengapa Kresna sampai hati membunuh Antareja yang masih keponakannya sendiri? Karena Kresna tahu isi kitab Jitabsara, yaitu kitab yang berisi skenario perang Baratayuda, bahwa pada perang Baratayuda Antareja diangkat menjadi senopati perang barisan Pandawa untuk menandingi Prabu Baladewa senopati perang barisan Kurawa. Jika perang tanding antara Antareja dan Prabu Baladewa benar-benar terjadi, dapat dipastikan bahwa Prabu Baladewa akan kalah dan gugur. Kresna sangat takut kehilangan orang yang sangat dicintainya yaitu Prabu Baladewa, kakaknya. Maka jika Antareja tidak dibunuh sebelum perang baratayuda, Kakaknyalah yang akan gugur di medan perang. Dan benarlah Antareja mati sebelum perang Barayuda meletus, karena tipu daya Prabu Kresna untuk menjilat jejak kakinya sendiri.
Antareja meninggalkan satu isteri yang bernama Dewi Ganggi, anak Ganggapranawa. raja ular dari negeri Tawingnarmada dan satu anak laki-laki yang diberi nama Jayasena
wayangprabu.com
http://tembi.org/wayang/20110325-Antareja.htm